Prospek Pengembangan Nuklir Korea Utara

Kim Jong-un akan menjadi anggota keluarga ketiga yang memerintah negara Asia Utara yang tidak bisa diprediksi itu saat memasuki 2012, tahun yang dianggapnya sebagai tanda perubahan menuju negara yang “kuat dan makmur”.

Korea Utara (Korut) telah melakukan dua kali uji coba nuklir dan Larry Niksch, yang mengamati Korut untuk Badan Riset Kongres Amerika Serikat selama 43 tahun, yakin negara komunis itu hanya butuh waktu satu hingga dua tahun untuk membuat rudal nuklir begitu memperoleh uranium yang diperkaya guna bahan bakar inti hulu ledak.

Dan prospek Jong-un, pemimpin yang usianya mendekati 30 tahun dan belum teruji, memiliki kemampuan nuklir telah mengkhawatirkan banyak pihak.

“Ya, kami menyaksikan dan akan menganalisa apakah perubahan yang mungkin terjadi bisa memengaruhi kebijakan kami,” kata seorang pejabat Korea Selatan yang tidak disebut namanya lantaran tidak berhak berbicara kepada media.

Televisi pemerintah memperlihatkan Jang Song-thaek yang berjalan tepat di belakang Jong-un di sebelah limosin yang mengangkut peti mati. Jang berada di urutan ke-19 daftar nama komisi pemakaman kenegaraan namun publik menduga dia akan memainkan peran penting dalam mengambil kebijakan.

“Kim Jong-pun kini memang menjadi pemimpin baru namun, dalam hal hierarki dan pengaruh, Jang tampaknya punya posisi yang sangat kuat,” kata Yoo Ho-yeol, pakar Korut di Universitas Korea di Seoul. Korea Utara mungkin kuat, lantaran didukung China dan memiliki angkatan bersenjata yang beranggotakan 1,2 juta personel, namun tidak makmur.

Menurut data PBB, 25 juta warga Korut saat ini memiliki harapan hidup rata-rata tiga setengah tahun lebih rendah dibandingkan ketika Kim Il-sung, kakek Jong-un, meninggal pada 1994. Dalam program negara untuk 2011-1015, PBB menyatakan tantangan utama Korut adalah memulihkan ekonomi ke tingkat yang dicapai sebelum 1990 dan mengatasi kekurangan pangan untuk sepertiga penduduknya.

oleh: Novita Permata Aji
Mahasiswa Hubungan Internasional UMY 2011
Staf Pers Mahasiswa KOMAHI UMY

Tulisan ini telah dimuat pada IRN Mading Edisi Januari 2012 (tidak cetak).

Leave a comment