Meredefinisi Peran dan Aktivitas KOMAHI UMY Terhadap Realitas Sosial Masyarakat Hubungan Internasional

Oleh: Akhmad Jenggis. P

Istilah organisasi mempunyai banyak definisi yang diberikan oleh para ahli, diantaranya adalah wadah dan proses kerja sama antara orang-orang yang terlibat didalamnya untuk mencapai tujuan tertentu. Di sini organisasi dipahami sebagai struktur atau susunan, yakni susunan yang terdiri dari satuan-satuan dalam organisasi beserta pengaturan kekuasaan, tugas dan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi sendiri tidak bisa lepas dari manajemen, karena sebuah manajemen yang baik dapat memberikan tanggapan dan reaksi individu atau orang-orang yang terlibat dalam organisasi terhadap berbagai rangsangan yang timbul dalam proses kerjasama antara mereka untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam era sekarang ini sebuah organisasi juga dituntut untuk bisa lebih menyuarakan berbagai aspirasi masyarakatnya sehingga tercapai tujuan yang dicita-citakan bersama. Continue reading Meredefinisi Peran dan Aktivitas KOMAHI UMY Terhadap Realitas Sosial Masyarakat Hubungan Internasional

Mahasiswa HI UMY Wakili Indonesia dalam AFS-YES di Washington DC, AS

Setelah melalui berbagai tahapan seleksi, akhirnya Idham Badruzaman, mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) terpilih untuk mewakili Indonesia sebagai group leader (pendamping) pada acara Orientasi Kepulangan siswa pertukaran pelajar American Field Service-Youth Exchange and Study (AFS-YES) di Washington DC, Amerika Serikat.

Selain sebagai pendamping, pada acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Juni hingga 12 Juli 2009 tersebut, Idham juga akan mempresentasikan kebudayaan serta berbagi pengalaman mengenai keberagaman di Indonesia di hadapan siswa dari negara-negara lain.

Idham mengungkapkan, selama ini banyak alumni yang mengalami kesulitan dalam proses adaptasi kembali ketika pulang ke Indonesia. “Selama di Amerika, mereka melihat dunia yang jauh berbeda dari apa yang mereka temui di Indonesia. Sehingga setelah satu tahun menetap di sana, banyak dari mereka akan kaget dan frustasi melihat kondisi kehidupan di Indonesia,” tambahnya.

Sebagai group leader, mahasiswa HI UMY yang juga alumni pertukaran pelajar program YES-AFS di Amerika Serikat pada tahun 2004-2005 ini akan berbagi pengalamannya dalam menyesuaikan diri kembali dengan kondisi Indonesia, sekaligus menerapkan nilai-nilai perdamaian dalam keberagaman di Indonesia. “Saya ingin membantu alumni-alumni pertukaran pelajar untuk bisa mengaplikasikan idealismenya dalam konteks keindonesiaan,” ungkap Idham.

Idham berharap, para alumni program pertukaran pelajar tersebut nantinya tidak bersikap apatis terhadap lingkungan sekitar yang berbeda dengan apa yang selama ini mereka lihat di Amerika. “Justru saya ingin agar mereka berusaha untuk mengubah lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik,” katanya.

Selain sebagai pendamping siswa-siswa pertukaran pelajar yang akan kembali ke Indonesia, Idham juga telah menyiapkan presentasi dan film singkat mengenai kebudayaan, keberagaman dan kerukunan di Indonesia. “Sebagai mahasiswa HI UMY, saya ingin memanfaatkan acara ini sebagai ajang diplomasi publik dengan mempromosikan wajah Islam di Indonesia yang damai dan toleran,” ungkapnya.

AFS merupakan organisasi pertukaran pelajar terbesar di dunia yang berdiri sejak tahun 1956. Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dunia melalui saling pemahaman budaya (intercultural learning) dari pemuda di seluruh dunia. Di Indonesia, program ini dijalankan oleh Yayasan Bina Antarbudaya atau AFS Indonesia. Setiap tahunnya, AFS Indonesia mengirimkan lebih dari 100 pelajar SMA di Indonesia untuk bersekolah dan mengikuti program pertukaran selama satu tahun di Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan negara-negara Eropa, seperti Jerman, Swiss, Prancis, Belgia, Belanda, dan Norwegia.

Sementara YES program atau Youth Exchange and Study adalah program beasiswa penuh yang diberikan oleh masyarakat AS melalui organisasi AFS-USA. Program yang diluncurkan pasca serangan atas gedung WTC pada 11 September 2001 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman antara masyarakat AS dengan masyarakat negara-negara lain, khususnya negara-negara bermayoritas muslim. Para alumni program diharapkan mampu menjadi duta yang bisa menjembatani pemahaman masyarakat Amerika untuk lebih mengenal Indonesia dan juga sebaliknya, sehingga timbul persahabatan dan saling pengertian di antara kedua bangsa.

sumber : http://www2.umy.ac.id/2009/06/mahasiswa-umy-wakili-indonesia-dalam-afs-yes-di-washington-dc-as.umy

Hubungan bilateral Indonesia-Timor Leste setelah kemerdekaan

Oleh: Ery Hendrawan

Pada tahun 1975 dan 1976, ABRI merebut kekuasaan di Timor-Timur. Tindakan Indonesia ini dianggap anarkis oleh sejumlah negara di dunia sebagai suatu aneksasi terhadap Timor Timur. Memang, aksi Indonesia mengambil alih pemerintahan di Timtim tersebut tidak pernah mendapat persetujuan PBB. Meski demikian, Amerika sebagai salah satu superpower di samping Uni Soviet saat itu, mendukung tindakan Indonesia tersebut. Alasan Amerika sudah jelas, yaitu menghambat komunisme Uni Soviet masuk ke Timtim.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah banyak menghabiskan biaya untuk pembangunan di eks provinsi termuda tersebut. Integrasi Timtim selama 24 tahun ke Indonesia ternyata berujung pada konflik antara rakyat Timtim yang prointegrasi dan yang kontra integrasi. Continue reading Hubungan bilateral Indonesia-Timor Leste setelah kemerdekaan

Mempertanyakan Peran IMF bagi Indonesia

Oleh: Zulfikar Alamsyah

Semakin berkembangnya sebuah pemikiran manusia maka akan semakin berkembang pula  sebuah peradaban yang berujung pada tertib atau tidaknya tatanan dunia.

Hal yang menyangkut high politic (pertahanan dan keamanan) sampai saat ini memang terus menjadi orientasi negara-negara yang memuliakan sebuah integritas dan kedaulatan. Dahulu sebuah negara yang hebat dapat doproyeksikan dengan lengkapnya kepemilikan persenjataan perang lengkap yang kapan saja dapat dipergunakan untuk menginvansi negara-negara kecil hingga terpuruk. Namun pada saat ini fenomena tersebut sedikit bergeser pada tempatnya, sebuah negara maju  pun dapat jatuh dengan sendirinya. Tanpa desakan atau sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB sekalipun, sebuah negara maju dapat jatuh atau kolaps disebabkan goncangan yang besar dari sebuah perekonomian negara tersebut. Continue reading Mempertanyakan Peran IMF bagi Indonesia