Globalisasi yang Merusak Kaum Dunia Ketiga

Oleh: Akhmad Jenggis P.*

Ada yang menarik ketika melihat film “The New Rules of The World” yang berdurasi 54.22 menit ini. John Philger dengan baik dapat mendiskripsikan dampak dari globalisasi bagi negara-negara dunia ketiga. Inilah mengapa sepertinya bagi teman-teman yang suka akan konsentrasi Globalisasi seakan-akan wajib menonton film ini.

Dunia mengenal kata tentang Globalisasi ketika di akhir perang dunia kedua, globalisasi ini disepakati sebagai kata ganti dari kerja sama antar Negara untuk membentuk suatu tujuan yang telah disepakati, tetap kata tersebut bisa diambil makna lainnya yaitu perang dan saling berlomba-lomba untuk menguasai peperangan dengan jalan yang lembut, dalam hal ini kita mengambil konteks sistem perekonomian sebagai tujuan utama untuk menundukkan sebuah Negara. Continue reading Globalisasi yang Merusak Kaum Dunia Ketiga

Kedaulatan Negara-Negara Dunia Ketiga & Ancaman Universalisme

 Oleh: Wahyu Tri Harsono*

wahyu-tri-harsonoHipotesis Huntington yang menyatakan bahwa hancurnya Uni Soviet dan Komunisme maka kini dunia menghadapi tantangan baru, dalam hal ini Islam merupakan ancaman bagi peradaban dunia. Negara-negara Islam secara umum berada pada orbit-orbit negara-negara satelit yang secara politik dan ekonomi tereksploitasi oleh the Core country. Universalisme dengan isu-isu HAM, demokrasi, dan liberalisme menjadi alat untuk melemahkan peran negara dunia ketiga yang telah berdaulat.

Kedaulatan negara yang ditandatangani pertama kali pada perjanjian Westphalia 1948 sebagai embrio awal kolonialisme dengan alasan men-civilize-kan negara-negara lain yang uncivillzed berakhir pada paruh awal abad ke-19 dan bermetamorphosis menjadi kekuatan non-fisik yang lebih berbisa. Continue reading Kedaulatan Negara-Negara Dunia Ketiga & Ancaman Universalisme

Belajar pemilu ke Amerika

Oleh: Fuadi Afif*

 “…pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat tak akan pernah menghilang dari muka bumi ini.” Presiden Abraham Lincoln, Pidato Gettysburg, 1863

Pada saat peresmian makam nasional Gettysburg 1863, presiden Lincoln memberikan kesimpulan tentang definisi terbaik demokrasi dalam sejarah Amerikat Serikat dengan menyatakan bahwa “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”, ia telah menjabarkan unsur paling hakiki dari pemerintahan demokratis yang bisa diterapkan untuk semua bangsa yang mengharapkan kehidupan demokratis.

Karena pada dasarnya demokrasi adalah sesuatu yang berat, bahkan mungkin merupakan bentuk pemerintahan yang paling rumit dan sulit. Bahkan ketegangan dan pertentangan, dan mensyaratkan ketekunan para penyelenggaranya agar bisa berhasil. Demokrasi tidak dirancang demi efisiensi, tapi demi pertanggungjawaban sebuah pemerintahan demokratis mungkin tidak bisa bertindak secepat pemerintahan dictator, namun sekali mengambil tindakan bisa dipastikan adanya dukungan publik untuk langkah ini. Continue reading Belajar pemilu ke Amerika

Penciptaan Motif pada Isu Terorisme dan Separatisme

Oleh: Muhammad Ainani*

muhammad-ainaniPermasalahan terorisme dan separatisme dewasa ini selalu dikaitkan dengan kebebasan, HAM, dan kedaulatan. Dan yang paling sering kita dengar adalah bermotif agama atau panggilan suci (baca: jihad). Alasan-alasan tersebut seringkali menjadi syarat legal dalam melakukan aksi di lapangan. Sangatlah wajar bila akhirnya khalayak umum men-generalkan alasan-alasan tersebut sebagai alasan separatisme dan terorisme.

Ada satu teori dalam hubungan internasional yang dapat menjelaskan intrik dalam permasalahan ini, yaitu teori the English School. Teori ini memandang masalah separatisme dan terorisme dalam dua persepektif, yaitu pluralis dan solidaris. Pertama, perspektif pluralis. Continue reading Penciptaan Motif pada Isu Terorisme dan Separatisme